Laman

Hati-Hati! Ternyata Makan Sambil Berjalan Dapat Memicu Kegemukan


 
Makan sambil berjalan dapat memicu kegemukan. Mengapa? Pasalnya, peneliti menemukan mereka yang makan sambil berjalan cenderung mengunyah lebih sering dan mengonsumsi jumlah makanan lebih banyak, terlebih bagi mereka sedang diet, atau dengan kata lain makan sambil berjalan berdampak buruk bagi orang diet.

Studi yang dilakukan University of Surrey menemukan bahwa makan sembari berjalan cenderung memicu orang yang sedang berdiet makan lebih banyak. Sebagai tips langsing menurunkan berat badan untuk mereka yang sedang menjalani proses diet, temuan ini tentu sangat bermanfaat.

Dibilang 'Kentong' oleh Ayah, Chardy Termotivasi Turun Berat Badan 26 Kg


Jakarta - Chardy Elly Haryanto Hutagaol (30) awalnya tak sadar bahwa bobotnya terus-menerus merangkak naik. Setelah sang ayah mengomentari bentuk tubuhnya yang terlihat seperti kentong, barulah kemudian ia memiliki motivasi untuk menurunkan berat badannya.

Dalam waktu 7 bulan, pria kelahiran 6 Februari 1984 ini pun berhasil menurunkan berat badannya dari semula 99 kg menjadi 73 kg. Apa triknya? Berikut paparan Chandy kepadadetikHealth, seperti ditulis pada Jumat (15/8/2014):

Saya dulu adalah perokok berat, dalam sehari saya bisa menghabiskan kira-kira 3-5 bungkus. Saat saya kemudian memutuskan untuk berhenti merokok, saya menggantinya dengan camilan seperti permen dan cokelat.

Rutin Lompat-lompat Sebelum Tidur, Bobot Elizabeth Turun 8 Kg



Jakarta - Masih muda, Elizabeth Beatrice Maefina Anwar (18) tak pernah berpikir untuk berusaha menurunkan berat badannya. Sampai suatu hari ia didiagnosis sebuah penyakit oleh dokter dan dianjurkan untuk berdiet.

Mengikuti pola makan sehat dan rutin melakukan sedikit aktivitas ringan, bobotnya berhasil turun dari semula 58 kg menjadi 50 kg. Berikut paparan Elizabeth kepada detikHealth, seperti ditulis pada Senin (18/8/2014):

Pada waktu itu, saya belum berkeinginan untuk benar-benar diet. Tetapi karena keadaan yang memaksa saya untuk ke dokter, akhirnya saya 
memeriksakan diri. Kemudian, terdiagnosislah penyakit itu.

Dibilang seperti Ibu Hamil, Suci Terapkan Food Combining dan Turun Bobot 14 Kg



Wonosobo - Di usianya yang baru 23 tahun, Suci Ariyani sudah memiliki tubuh tambun. Dengan tinggi badan 150 cm, bobotnya pernah mencapai 65 kg. Ia pun kerap menerima ejekan punya perut berlipat seperti ibu hamil.

Lelah dengan ejekan tersebut, Suci kemudian memutuskan untuk memperbaiki pola makan dan menurunkan berat badannya. Bobot Suci yang semula 65 kg berhasil turun menjadi 51 kg. Berikut kisahnya seperti dipaparkan kepadadetikHealth, Senin (18/8/2014):

Awalnya saya berniat diet semenjak kejadian di acara pernikahan sepupu saya. Waktu itu saya bertugas sebagai penerima tamu. Sebelum acara saya didandani dan dipakaikan kebaya. Ketika akan memakai rok jarit dari penata rias, sialnya dari semua rok yang dibawa tidak ada yang muat.

Hai Pria, Turunkan Berat Badan Jika Tak Ingin Kelaki-lakian Anda Luntur


Jakarta, Obesitas menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya meningkatkan risiko terserang diabetes, serangan jantung dan stroke, pria obesitas juga terancam kehilangan kelaki-lakiannya lho.

Dr dr Samuel Oetoro, MS, SpGK, mengatakan bahwa kelebihan berat badan menyebabkan menumpuknya sel lemak di tubuh. Selain mengeluarkan zat berbahaya yang dapat mengikis pembuluh darah, sel lemak ternyata juga memicu terbentuknya hormon estrogen yang lebih banyak.

Stop Makan Nasi dan Ganti dengan Roti Gandum, Bobot Agnes Turun 21 Kg!




Jakarta - Awalnya Agnes Florensia berniat menurunkan berat badan karena ingin memiliki pasangan. Namun karena kurang motivasi, seiring berjalannya waktu berat badannya malah semakin bertambah menjadi 78 kg. Kini bobotnya stabil di angka 57 kg. Wah, apa rahasianya?

Agnes memanfaatkan roti gandum dengan segala keunikan nutrisinya untuk berdiet. Ya, dengan rutin konsumsi makanan itulah bobotnya sukses turun 21 kg dalam 7 bulan. Berikut penuturannya kepada detikHealth, seperti ditulis pada Jumat (18/7/2014):

Tak Cuma Turunkan Bobot, Diet Rendah Kalori Juga Tunda Penuaan Organ


Jakarta, Jika selama ini diet rendah kalori kerap dianggap hanya bisa membantu menurunkan berat badan dan menjadikan bentuk tubuh lebih proporsional, maka kini sebuah studi mengungkapkan bahwa mengurangi asupan kalori juga memiliki manfaat lain. 

Ya, sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa membatasi kalori memperlambat penuaan pada manusia. Untuk membuktikan hal ini, dilakukan penelitian dengan memberikan kalori tetap pada angka 1600 kalori sehari.